Minggu, 16 Februari 2014
Sabtu, 15 Februari 2014
Kamis, 13 Februari 2014
Percobaan : Kuantor
Assalamu'alaikum.. Ini sebagai percobaan postingan pertama.
1. Kuantor
Suatu kalimat terbuka p(x) dapat diubah menjadi suatu
pernyataan, yaitu dengan mengganti variabel dari suatu kalimat dengan suatu
nilai tertentu (konstanta). Cara lain untuk mengubah suatu kalimat terbuka menjadi
suatu pernyataan adalah dengan menggunakan kuantor. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut ini. Contoh 1.1 :
i.
x
+ 3 = 5, dalam hal ini HP = {2}
ii.
x2 – 3x + 2 = 0, dalam hal ini
HP = {1, 2}
Pada kalimat terbuka x + 3 = 5, apabila x
diganti dengan konstanta, yaitu:
x diganti dengan 10 menjadi 10 + 3 = 5 (didapat pernyataan S)
x diganti dengan 2 menjadi 2 + 3 = 5
(didapat pernyataan B)
Proses penggantian dengan konstanta ini disebut dengan proses
instantiasi. Bagaimana halnya jika di depan kalimat terbuka x + 3 =
5, kita cantumkan kata-kata yang menyatakan jumlah (kuantor) seperti
"ada" atau "semua" sebagai berikut:
Untuk
semua nilai x berlaku x + 3 = 5 (didapat pernyataan S)
Ada nilai x yang memenuhi x
+ 3 = 5 (didapat pernyataan B)
Proses ini disebut proses kuantifikasi. Pernyataan
pertama yang mengandung kata semua disebut pernyataan berkuantor
universal (umum) dan kata semua disebut kuantor universal. Pernyataan
kedua yang mengandung kata ada disebut pernyataan berkuantor
eksistensial (khusus) dan kata ada disebut kuantor eksistensial.[1]
Perhatikan kalimat berikut ini : “Semua gajah mempunyai
belalai”
Maka jika
predikat “mempunyai belalai” diganti dengan simbol B maka dapat ditulis : G(x) ⇒ B(x), dapat dibaca “Jika x
adalah gajah, maka x mempunyai
belalai”.
Tetapi kalimat di atas belum berupa kalimat berkuantor
karena kalimat diatas belum memuat kata “semua”. Untuk itu perlu ditambahkan
simbul kuantor universal sehingga menjadi :
(∀x)(G(x) ⇒ B(x)), jadi sekarang dapat dibaca ” Untuk semua x, jika x adalah
gajah, maka x mempunyai belalai”.[2]
a) Kuantor universal
(∀)
Misalkan p(x) adalah kalimat terbuka yang didefinisikan pada
himpunan semesta S, maka pernyataan :
"Untuk setiap x di dalam S, maka p(x) benar. "
Disebut pernyataan kuantor universal dan kata untuk
setiap dalam pernyataan di atas disebut kuantor universal. Kata-kata
yang sering muncul/dipakai dalam pernyataan kuantor universal adalah semua dan untuk setiap. Simbol matematis untuk kedua kata tersebut adalah
"∀".
Dalam aljabar, pernyataan kuantor universal ini dapat
digunakan untuk mengubah kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup (pernyataan).
Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk
menyatakan himpunan penyelesaian dari p(x) pada himpunan semesta
S dapat ditulis sebagai berikut :
∀x, p(x) dibaca "semua x bersifat p(x)".
∀x ∈ S, p(x) dibaca
"semua x anggota S bersifat p(x)".
Nilai kebenaran dari pernyataan berkuantor ∀x, p(x) bergantung pada himpunan semesta yang
ditinjau dan kalimat terbuka p(x).
Contoh 1.2 :
1) Apabila p(x): x
+ 4 > 3 dengan himpunan semesta Z (himpunan bilangan asli), maka pernyataan: ∀
x ∈ Z; x + 4 > 3 adalah suatu pernyataan yang bernilai
benar, karena HP = {1, 2, 3, 4, ...} = Z
2) Apabila q(x): x
+ 1 > 8 dengan himpunan semesta Z (himpunan bilangan asli), maka pernyataan: ∀
x ∈ Z; x + 1 > 8 adalah suatu pernyataan yang bernilai
salah, karena untuk x = 1, 1 + 1 < 8. HP = {8, 9, 10, ...} ≠ Z
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Apabila {x
| x ∈ Z, p(x)} = Z maka ∀ x ∈ Z, p(x) adalah benar.
Pernyataan ”Untuk setiap x,
P(x)
bernilai benar jika terdapat sekurang-kurangnya satu x ∈
D sehingga P(x) benilai benar. Jadi
ntuk mengevaluasi sebuah proposisi dalam bentuk simbolik dan memuat
predikat, kita harus menetapkan daerah asal dari setiap variabelnya dan
memberikan interpretasi terhadap fungsi dan predikat yang ada di dalamnya.
Contoh 1.3 : Tulislah proposisi berikut secara simbolik : “Untuk setiap
bilangan bulat positif yang habis dibagi dengan 6 juga habis dibagi dengan 3”
Jawaban
Misalkan : Predikat “x
habis dibagi dengan y” secara simbolik
ditulis sebagai P(x,y).
Maka predikat “x habis di bagi 6 juga
habis di bagi 3" secara simbolik dapat ditulis : Jika P(x,6) maka P(x,3).
Jadi proposisi yang secara simbolik dapat ditulis sebagai berikut : ∀x, jika P(x,6), maka P(x,3)
dengan daerah asal himpunan bilangan bulat positif.
Contoh 1.4 : Evaluasilah apakah proposisi berikut benar atau salah! ∀
x∃y, Q(x,y)
dengan Q(x,y) mempunyai
interpretasi 2x=y mempunyai daerah asal himpunan bilangan ganjil.
Jawaban
Prorposisi tersebut dapat dikatakan sebagai berikut : Untuk
setiap bilangan ganjil x dapat
ditemukan bilangan ganjil y sehingga
2x=y. Karena untuk setiap x
bilangan ganjil 2x bilangan genap, maka
bilangan y adalah genap (dengan kata
lain bilangan ganjil y tak pernah di
temukan. Jadi proposisi yang ditanyakan bernilai salah.[4]
Contoh 1.6 : Perhatikan pernyataan berikut ini : “Semua
mahasiswa harus rajin belajar”
Jawaban
Untuk melakukan pengkuantoran universal pada pernyataan
tersebut maka dilakukan langkah-langkah seperti berikut : Carilah lingkup (scope) dari kuantor universalnya, yaitu
“Jika x adalah mahasiswa, maka x harus rajin belajar”. Selanjutnya akan ditulis
: mahasiswa (x) ⇒ harus rajin belajar (x). Berilah kuantor universal di
depannya (∀x)(mahasiswa(x) ⇒ harus rajin belajar (x))
Ubahlah
menjadi suatu fungsi (∀x)(M(x) ⇒ B(x))
Contoh 1.7 : Perhatikan pernyataan berikut ini
: ”Semua tanaman hijau membutuhkan air
untuk tumbuh ”
Jawaban
Jika x adalah
tanaman hijau, maka x membutuhkan air
untuk tumbuh Tanaman hijau (x) ⇒ membutuhkan air untuk tumbuh (x). (∀x)(Tanaman hijau (x) ⇒ membutuhkan air untuk tumbuh (x))
(∀x)(T(x) ⇒ A(x))
Contoh 1.8 : Jika diketahui persamaan x+3>10, dengan x adalah himpunan bilangan bulat positif A > 5 . Tentukan nilai
kebenaran (∀x ∈ A) x+3>10.
Jawaban
Untuk menentukan nilai kebenarannya, maka harus dicek satu
persatu.
A={1,2,3,4}.
Jika kuantor universal, maka untuk semua nilai A yang dimasukkan harus memenuhi
persamaan yaitu x+3>10
Untuk A=1, maka 1+3>10 ≡ 4>10 Memenuhi
Untuk A=2, maka 2+3>10 ≡ 5>10 Memenuhi
Untuk A=3, maka 3+3>10 ≡ 6>10 Memenuhi
Untuk A=4, maka 4+3>10 ≡ 7>10 Memenuhi
Karena semua himpunan A memenuhi, maka (∀x) x+3>10 bernilai benar. Tapi jika ada satu saja nilai A yang
tidak memenuhi, misalnya dimasukkan A=8, sehingga 8+3>10 ≡ 11>10, dimana
hasilnya salah maka (∀x) x+3>10 bernilai salah. Nilai x yang menyebabkan suatu kuantor bernilai salah disebut dengan
contoh penyangkal atau counter example.[5]
b) Kuantor eksistensial (∃)
Misalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka
yang didefinisikan pada himpunan semesta S, maka pernyataan: "Ada x di
dalam S sedemikian sehingga p(x) benar" disebut pernyataan
eksistensial (khusus) dan kata ada dalam pernyataan di atas disebut kuantor
eksistensial.
Kata-kata yang sering muncul/dipakai dalam pernyataan
eksistensial adalah ada, beberapa, dan paling sedikit satu. Simbol matematis untuk ketiga kata tersebut
sama yaitu "∃".
∃x ∈ Z, p(x) dibaca "Ada nilai x anggota
Z sedemikian sehingga p(x)
menjadi pernyataan benar" atau secara singkat dapat dikatakan "Terdapat
x yang bersifat p(x)". Bentuk ∃x ∈ Z, p(x) dapat pula ditulis sebagai ∃x, p(x) bergantung pada himpunan semesta yang
ditinjau dan kalimat terbuka p(x).
Contoh 1.9 : Apabila ∃n ∈ Z, n+4 < 7, dengan Z = himpunan bilangan asli adalah pernyataan benar, karena :
{n | n + 4 < 7} = {1, 2}. Apabila ∃n ∈ Z, n+6 < 4, dengan Z = himpunan bilangan asli adalah pernyataan salah, karena: {n
| n + 4 < 7} = { }
Dari
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Apabila {x
| p(x)} ≠ { } maka ∃x,
p(x) adalah benar.
Contoh 1.10 : Perhatikan kalimat berikut ini : ”Ada
pelajar yang memperoleh beasiswa berprestasi” Untuk melakukan pengkuantoran
eksistensial pada pernyataan tersebut, dilakukan langkkah-langkah sebagai
berikut :
Carilah scope dari
kuantor-kuantor eksistensialnya, yaitu :
“Ada x yang adalah
pelajar, dan x memperoleh beasiswa berprestasi“ Selanjutnya akan ditulis : Pelajar
(x) ∧ memperoleh beasiswa berprestasi (x). Berilah kuantor eksisitensial di
depannya. (∃x)(Pelajar (x) ∧ memperoleh beasiswa berprestasi (x)). Ubahlah menjadi suatu fungsi. (∃x)(P(x) ∧ B(x))
Contoh 1.11 : Perhatikan kalimat berikut ini : “Beberapa
orang rajin beribadah”. Jika ditulis dengan menggunakan logika predikat, maka: ”Ada
x yang adalah orang, dan x rajin
beribadah”. (∃x)(Orang (x) ∧ rajin beribadah (x)) (∃x)(O(x) ∧ I(x))
Contoh 1.12 : Misalkan B adalah himpunan bilangan
bulat. Tentukan nilai kebenaran (∃x ∈ B)(x2=x).
Jawaban
(∃x ∈ B)(x2=x) dapat dibaca “Terdapat x yang adalah
bilangan bulat dan x memenuhi x2=x”. (∃x ∈ B)(x2=x) akan
bernilai benar jika dapat ditunjukkan paling sedikit ada satu bilangan bulat
yang memenuhi x2=x.
Jika x = -1, maka (-1)2 ≠ -1 Tidak memenuhi
Jika x = 1, maka (1)2 = 1 Memenuhi
Karena ada satu nilai yang memenuhi, yaitu x=1, maka pernyataan di atas bernilai
benar.
c)
Kuantor Ganda
Domain atau semesta pembicaraan penafsiran kuantor sangat
penting untuk menentukan jenis kuantor yang akan digunakan serta mempengaruhi
penulisan simbolnya. Lihat contoh berikut :
“Setiap orang mencintai Jogjakarta”. Selanjutnya, dapat ditulis simbolnya
dengan logika predikat (∀x)C(x,j) Simbol tersebut dapat dibaca “Untuk
semua y, y mencintai Jogjakarta”. Persoalan yang terjadi adalah domain
penafsiran seseorang untuk y bisa
berbeda-beda. Ada orang yang menganggap y
adalah manusia, tetapi mungkin orang lain menganggap y bisa mahluk hidup apa saja, missal ayam, bebek, bahkan mungkin y bisa menjadi benda apa saja.
Tentu saja domain penafsiran semacam ini kacau karena yang
dimaksudkan pasti hanya orang atau manusia. Oleh karena itu, untuk memastikan
bahwa domain penafsiran hanya orang, penulisan simbol harus diperbaiki seperti
berikut (∀y)(O(y)⇒C(y,j) ). Sekarang simbol
tersebut dapat dibaca ”Untuk semua y
jika y adalah orang, maka y mencintai Jogjakarta”. Untuk
menulis simbol yang tepat, memang harus menempatkan terlebih dahulu domain
penafsiran karena domain penafsiran sangat mempengaruhi penulisan dan sekaligus
menghindari terjadinya ambiguitas. Contoh domain penafsiran yang bersifat umum
antara lain manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bilangan prima, bilangan asli,
dan sebagainya, yang nantinya akan menggunakan kuantor universal. Akan tetapi
jika tertentu saja atau tidak semuanya, misalnya beberapa manusia, atau satu
manusia saja, akan memakai kuantor yang berbeda yaitu kuantor eksisitensial.
Persoalan selanjutnya adalah bagaimana jika memakai dua
kuntor yang berbeda pada satu penulisan simbol yang berasal dari satu
pernyataan. Apakah domain penafsiran juga akan berbeda atau sama? Perhatikan
contoh berikut ini :
Contoh 1.13 : “Setiap orang dicintai oleh
seseorang” Dengan notasi simbol logika predikat, akan ditullis seperti berikut
: (∀x)(∃y)C(y,x) Yang dapat dibaca
”Untuk semua x, terdapat y dimana y mencintai x”
x dan y sebenarnya
menunjuk domain penafsiran yang sama yaitu orang, dan pada simbol tersebut
ternyata dibedakan. Penulisan tersebut lebih baik lagi jika bisa memakai
variabel yang sama. Maka pernyataan diatas secara lengkap dapat ditulis : (∀x)(O(x)⇒
(∃x)(O(y)∧
C(y,x))
Sekarang perhatikan contoh penulisan pernyataan berikut jika
menggunakan angka atau bilangan. (∀x
∈ R)(∀y
∈ R)S(x,y), misalkan S(x,y)=x+y=y+x
dan dapat dibaca “Untuk semua bilangan real x dan semua bilangan real y, adalah
benar x+y=y+x”.
Sekarang perhatikan jika pengkuantoran ternyata melibatkan
lebih dari satu jenis kuantor dengan contoh pernyataan berikut :
Contoh 1.14
“Terdapat bilangan positif x sedemikian sehingga untuk semua bilangan positif y berlaku y<x”
Jawaban
Pernyataan di atas dapat ditulis : (∃x)(∀y)(y<x). Sebelumnya telah
dijelaskan bahwa kuantor universal (∀) dan kuantor eksistensial (∃) diperlakukan sebagai perangkai
unary dan kuantor juga memiliki urutan lebih tinggi dibandingkan dengan
perangkai binary.
Contoh 1.15
H(x)∶ x
hidup
M(x)∶ x
mati
(∀x)(H(x) ∨ M(x)) dibaca “Untuk semua x,
x hidup atau x mati” Akan tetapi jika ditulisnya (∀x)(H(x)) ∨ M(x) maka dibaca
“Untuk semua x hidup, atau x mati”. Pada “x mati”, x tidak terhubung
dengan kuantor universal, yang terhubung hanya”x hidup”. Sekali lagi, perhatikan penulisan serta peletakan tanda
kurungnya. Secara umum, hubungan antara penempatan kuantor ganda adalah sebagai
berikut :
(∀x)(∀y) P(x,y) ≡ (∀y)(∀x) P(x,y)
(∃x)(∃y) P(x,y) ≡ (∃y)(∃x) P(x,y)
(∃x)(∀y) P(x,y) ≡ (∀y)(∃x) P(x,y)
Ingkaran kalimat berkuantor ganda dilakukan dengan cara yang
sama seperti ingkaran pada kalimat berkuantor tunggal.
[(∃x)(∀y) P(x,y)] ≡ (∀x)(∃y)
P(x,y)
[(∀x)(∃y) P(x,y)] ≡ (∃x)(∀y)
P(x,y)
Contoh : 1.16 : Tentukan negasi dari logika
predikat berikut ini : (∀x)(∃y) x=2y dengan domainnya adalah bilangan
bulat.
Jawaban
(∀x)(∃y) x=2y dibaca “Untuk semua bilangan bulat x, terdapat bilangan bulat y yang memenuhi x=2y. Maka negasinya :
[(∀x)(∃y) x=2y] ≡ (∃x)(∀y) x≠2y
Contoh 1.17 : Tentukan negasi dari logika predikat
berikut ini : Ada toko buah yang menjual segala jenis buah.
Jawaban
Dapat ditulis (∃x)(∀y) x menjual y. Maka
negasinya
[(∃x)(∀y) x menjual y] ≡ (∀x)(∃y) x tidak menjual y. Dibaca
“Semua toko buah tidak menjual paling sedikit satu jenis buah”.[7]
Langganan:
Postingan (Atom)